Hamparan laut merupakan salah satu sumber makanan dan devisa negara terbasar di dunia selain itu juga laut merupakan jalur transportasi yang menghubungkan baik antar pulau maupun Negara. selain itu laut juga merupakan salah satu sumber makanan terbesar dibeberapa negara bahkan dibeberapa belahan bumi lainnya banyak Negara yang menjadikan laut sebagai tempat penghasilan terbesar dalam membiayai kehidupan sehari - hari seperti nelayan secara umum. Laut juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di Bumi dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi akan menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk hidup. Demikian juga, indonesia mempunyai panorama alam bawah laut yang membuat daya tarik terhadap para wisatawan - wisatawan lokan maupun manca negara.
namun, hal tersebut dengan sekejap mata hilang begitu saja. hamparan laut yang indah nan biru hampir diseluruh daerah di indonesia telah tak terlihat lagi, nelayan - nelayan yang dapat mendapat menghasilan banyak dengan melaut saat ini telah susah untuk memperoleh hasil yang maksimal, hamparan batu - batu karang yang berfungsi sebagai tempat makan dan tempat sebagian spsies - spesies laut untuk mendapatkan perlindungan dari predator telah hancur, laut yang dulunya adalah sumber makanan dan energi bagi manusia telah berubah menjadi bencana bagi manusia. Hal tersebut semuanya diakibatkan oleh ulah - ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat merawat dan melestarikan laut sebagai sumber kehidupan bagi manusia itu sendiri.
secara realitas saat ini banyak para nelayan - nelayan telah resah dengan kurangnya penghasilan saat mereka melaut padahal jika kita bandingkan dalam beberapa tahun silam penghasilan nelayan - nelayan kita saat ini mengalami degradasi penghasilan yang sangat signifikan sehingga banyak para nelayan saat ini jauh dibawah garis kemiskinan. para wisatawan lokal maupun manca negara sejak kejadian tragis yang terjadi di Nangroh Aceh Darussalam (NAD) yang memakan korban 1000 orang lebih dan diantaranya adalah wisatawan yakni kejadian Tsunami. kekayaan sumberdaya ikan yang dulunya melimpah, namun saat ini pemerintah indonesia membutuhkan import ikan dari beberapa negara bagian untuk memenuhi kebutuhan protein yang terkandung dalam tubuh ikan oleh para masyarakat indonesia itu sendiri.
Hal tersebut terjadi akibat kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pelestarian terhadap sumberdaya perikanan, karena sumberdaya Laut mengandung 2 unsur yakni ada sumberdaya yang dapat diperbaharui dan ada juga yang tak dapat diperbaharui. namun saat ini yang ada hanyalah upaya - upaya pemanfatan sumberdaya tanpa adanya rehabilitasi untuk menjaga kelestariannya. selain itu, kurangnya ketegasan baik hukum maupun pemerintah dalam berupaya menjaga kekayaan alam yang di miliki sehingga dengan mudahnya para nelayan banyak menggunakan peralatan - peralatan yang dapat merusak kelestarian laut dalam memperoleh ikan seperti alat yang lazim dengan sebutan Bom atau Bius serta alat tangkap yang disebut dengan Trawl.
Saat ini berbagai upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan laut namun realitasnya hasil dari upaya tersebut tidak dapat dirasakan oleh masyarakat sampai saat ini. apakah nanti 100 tahun lagi....??? itupun tanda ? besar buat kita.
TAK BIRU LAGI LAUTKU, itulah mimpi buruk bagi masyarakat indonesia saat ini dan sampai kapan mimpi buruk ini akan berakhir...??
Entahlah.....!!! Hanya Tuhan yang mampu menjawabnya.
Write By : NIRWAN
namun, hal tersebut dengan sekejap mata hilang begitu saja. hamparan laut yang indah nan biru hampir diseluruh daerah di indonesia telah tak terlihat lagi, nelayan - nelayan yang dapat mendapat menghasilan banyak dengan melaut saat ini telah susah untuk memperoleh hasil yang maksimal, hamparan batu - batu karang yang berfungsi sebagai tempat makan dan tempat sebagian spsies - spesies laut untuk mendapatkan perlindungan dari predator telah hancur, laut yang dulunya adalah sumber makanan dan energi bagi manusia telah berubah menjadi bencana bagi manusia. Hal tersebut semuanya diakibatkan oleh ulah - ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat merawat dan melestarikan laut sebagai sumber kehidupan bagi manusia itu sendiri.
secara realitas saat ini banyak para nelayan - nelayan telah resah dengan kurangnya penghasilan saat mereka melaut padahal jika kita bandingkan dalam beberapa tahun silam penghasilan nelayan - nelayan kita saat ini mengalami degradasi penghasilan yang sangat signifikan sehingga banyak para nelayan saat ini jauh dibawah garis kemiskinan. para wisatawan lokal maupun manca negara sejak kejadian tragis yang terjadi di Nangroh Aceh Darussalam (NAD) yang memakan korban 1000 orang lebih dan diantaranya adalah wisatawan yakni kejadian Tsunami. kekayaan sumberdaya ikan yang dulunya melimpah, namun saat ini pemerintah indonesia membutuhkan import ikan dari beberapa negara bagian untuk memenuhi kebutuhan protein yang terkandung dalam tubuh ikan oleh para masyarakat indonesia itu sendiri.
Hal tersebut terjadi akibat kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pelestarian terhadap sumberdaya perikanan, karena sumberdaya Laut mengandung 2 unsur yakni ada sumberdaya yang dapat diperbaharui dan ada juga yang tak dapat diperbaharui. namun saat ini yang ada hanyalah upaya - upaya pemanfatan sumberdaya tanpa adanya rehabilitasi untuk menjaga kelestariannya. selain itu, kurangnya ketegasan baik hukum maupun pemerintah dalam berupaya menjaga kekayaan alam yang di miliki sehingga dengan mudahnya para nelayan banyak menggunakan peralatan - peralatan yang dapat merusak kelestarian laut dalam memperoleh ikan seperti alat yang lazim dengan sebutan Bom atau Bius serta alat tangkap yang disebut dengan Trawl.
Saat ini berbagai upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan laut namun realitasnya hasil dari upaya tersebut tidak dapat dirasakan oleh masyarakat sampai saat ini. apakah nanti 100 tahun lagi....??? itupun tanda ? besar buat kita.
TAK BIRU LAGI LAUTKU, itulah mimpi buruk bagi masyarakat indonesia saat ini dan sampai kapan mimpi buruk ini akan berakhir...??
Entahlah.....!!! Hanya Tuhan yang mampu menjawabnya.
Write By : NIRWAN