English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

PRESIDEN VERSUS PARTAI NONKOALISI



Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan merasa dipaksa untuk melakukan perombakan kabinet, disebut sebagai sikap hati-hati untuk menyikapi komplikasi sistem presidensial dan parlementer dalam sistem politik Indonesia. melihat kondisi parlement saat ini membuat sebagian masyarakat kecil resah dan juga angkat bicara terkait kondisi politik yang ada di Parlement tersebut. Namun kalau menurut saya sih hal tersebut hanyalah proses pengalihan issue terkait masalah - masalah yang saat ini terjadi ditanah air salah satunya adalah tudingan Wikilieks yang dimuat dalam halaman utama harian THE AGE Australia menyangkut Presiden SBY dan keluarga berupaya melindungi para Koruptor yang ada di tanah air dan mempengaruhi jaksa penuntut dan hakim untuk melindungi sejumlah tokoh elite politik yang diduga melakukan Tindak Pidana Korupsi (TPK). selain itu Presiden SBY juga dikatakan menggunakan Badan Intelejen Negara untuk memata-matai sejumlah rival politiknya, termasuk salah satu mantan menteri senior di kabinetnya. Dokumen juga menunjukkan, mantan wapres SBY membayar jutaan dolar AS untuk membeli pengaruh di salah satu partai terbesar di Indonesia yang dimuat dalam website INILAH.COM.

Pelemparan issue oleh pihak pro_Presiden SBY mengenai Reshuffle atau perombakan sistem kabinet parlement menimbulkan masalah dan kegundahan baru bagi para politikus bahkan telah membuat para Fraksi Partai yang Oposisi menjadi seperti cacing kepanasan. sebagian partai berusaha untuk memperkuat kontrak politik dan sebagian pula bertahan dengan paham Oposisi atau kontra terhadap presiden SBY, sehingga membuat Presiden SBY bersikap hati - hati dalam mengeluarkan kebijakan dan mengambil suatu keputusan.

Namun justru pelemparan issue tersebut berimbas kepada Presiden SBY sendiri akibat molornya waktu yang ditargetkan oleh presiden SBY sendiri. sehingga menimbulkan persaingan politik dari sekian banyak partai - partai di Indonesia menjadi semakin heboh dan panas saja serta issue tersebut menimbulkan hubungan politik antara Presiden SBY dan para politikus semakin sensitif. Namun kalau menurut saya lagi nih "presiden SBY sangat lamban dalam mengambil sikap dan menganggap remeh lawan politiknya. Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan marah - marah pak presiden.


Berbagai partai politik lain yang mengadopsi paham Nonkoalisi telah berbondong - bondong untuk menyusun strategi politik masing - masing partai dan mencari titik serang dalam merobohkan sistem pertahanan kejayaan Partai Demokrat dalam parlementer. Namun sayangnya Partai Golkar dan PKS harus mendapatkan tendangan Finalti dari presiden SBY dalam mengurangi resiko dari akibat nonkoalisi. Namun asalan Presiden SBY dibalik itu semua adalah Presiden menginginkan menteri - menteri yang yang mampu mengamankan dan memusnahkan KOBOI - KOBOI SENAYAN. Sehingga tidak heran kalau dyang terjadi saat ini dan gempar dibicarakan adalah PRESIDEN VS PARTAI NONKOALISI.

Write By : Nirwan 

Like This

Bagi Artikel

Bagikan Artikel Ke FbBagikan